Friday, June 20, 2014

INI UNTUK DIA

Puisi ini kutujukan buat Dia, yang dalam setiap senyap dan diam doanya memohon pada MAHA Pencipta agar dijagakan  rusuk kirinya. Doctor, this is for you. Thanks for each of the inspirational scribble that you share thru media social.



Dia,
Dalam tenangnya redha menikmati percaturan ALLAH,
Terselit rasa sunyi yang kadang kala nyilu,
Dalam senyumnya menerima redha ketentuanNYA,
Terselit perasaan rindu yang mendayu.

Rindu itu,
Sunyi itu,
Hadiah ALLAH untukknya.
Maka dia redha terbuka dengan lukisan takdirnya.

Dia,
Sungguh tenang diraut wajah,
Sungguh aman disetiap butir bicara,
Sungguh,
Dia menjadi intaian setiap mata yang memandang,
Dia menjadi ukuran penilaian,
Dia menjadi ikut-ikutan.

Namun,
Ahh,
Dia manusia biasa juga,
Kekadang terhanyut dengan rasa,
Kadang-kadang terbias dengan keinginan,
Masih juga kadang waktu diusik perasaan,
Mahu dikasihi dan mengasihi,
Perasaan yang satu itu,
Untuk yang satu dihati.

Dia menanti Hawanya,
Dia menunggu Bidadarinya,
Dengan penuh rasa percaya,
Dengan penuh ikhlas dan redha,
Dia melapangkan jiwanya,
Dan,
Dia serahkan semuanya pada yang mencipta dia.

Dia yakin,
Pasti ada hadiah istimewa dari Ya Robb,
Pasti ada pemberian ajaib dari Yang Maha Pencipta,
Pasti,
Dia pasti,
Satu hari nanti,
Satu ketika nanti,
Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang,
Pasti memberikan dia Sinar hidupnya,
Pasti.

Di setiap bingkisannya,
Ku ulang pada diri sendiri,
Andai aku bisa membaca hatinya,
Andai aku bisa meneroka sukmanya,
Andai aku bisa mengimbas raganya,
Mahu sekali aku fahami dia.

Apa dia rasa?
Perasaannya?
Gema bunyi bisikan hatinya?
Melodi irama siulan jiwanya?

Entah,
Perlukah aku kasihan padanya,
Atau,
Perlukah aku bangga dengannya,
Ketabahannya membuat aku kadang kala terharu,
Redhanya membuat aku selalunya menjadi bisu.

Dia, kufahami melalui taatnya pada Bonda,
Dia, kubaca melalui nukilannya,
Dia, kuhuraikan melalui tintanya,
Dia, kuselami melalui bait nasihatnya.

Untuk dia,
Semoga satu hari akan dikurnia bidadari terbaik,
Semoga ALLAH memberinya apa yang tak terluah,
Semoga setiap inginnya diperkenankan Yang Maha Esa.

Bertabahlah,
Moga Ditemu Bahagia.


7.10 PM

Iyla Rahman - 20062014

No comments: